KKN Pemberdayaan Masyarakat di Mertasinga Cilacap Tahun 2012
Pembangunan nasional merupakan
suatu rangkaian pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek
kehidupan bermasyarakat, bangsa, dan negara. Pembangunan Nasioanal dilaksanakan
dari, oleh dan untuk rakyat dalam segala aspek kehidupan. Salah satu faktor
dominan untuk tercapainya pembangunan nasional adalah sumber daya manusia yang
handal dalam menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Desa merupakan satuan masyarakat
yang di dalamnya terdapat berbagai permasalahan, seperti kurangnya pengetahuan
dan keterampilan serta taraf kehidupan yang masih dibawah rata - rata standar
kesejahteraan yang ada. Untuk itulah dibutuhkan adanya usaha - usaha yang
konkrit untuk membawa masyarakat pedesaan menuju kondisi yang lebih baik dari
sebelumnya.
Ketersediaaan sarana dan prasarana hidup
merupakan salah satu alasan bagi penduduk desa yang melakukan migrasi ke kota,
di samping alasan ekonomi. Hal tersebut perlu mendapat perhatian dari semua
pihak untuk memperoleh solusi yang terbaik dalam meningkatkan pembangunan di
desa. Pelaksanaan pembangunan di desa tidak hanya harus ditanggulangi oleh
pemerintah daerah saja, akan tetapi oleh semua pihak dan lapisan masyarakat,
tidak terkecuali Civitas Akademika.
Perguruan Tinggi merupakan salah
satu elemen dari pembangunan. Hal ini mengingat Perguruan Tinggi mempunyai peranan
yang sangat strategis dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi. Selain itu
Perguruan Tinggi sangat berperan sebagai salah satu pengembangan IPTEK sehingga
secara tidak langsung bertanggung jawab terhadap pengembangan Ilmu pengetahuan
sebagai sumber informasi masyarakat. Konsep ini telah tertuang dalam Tri Dharma
Perguruan Tinggi.
Berkaitan dengan konsep Tri Dharma
Perguruan Tinggi, mahasiswa sebagai bagian dari Civitas Akademika sudah
merealisasikan konsep tersebut. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan
pengejawantahannya, dimana mahasiswa mampu berperan sebagai motivator,
dinamisator, fasilitator dan inspirator khususnya dalam pembangunan di desa.
Berangkat dari pemikiran tersebut
kami selaku peserta KKN Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, ingin ikut
berperan serta secara langsung dalam membangun, membina, mengembangkan dan
berupaya mengoptimalisasikan sumber daya yang ada di Kelurahan Mertasinga
Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap khusunya di RW V dengan program kerja
baik fisik maupun non fisik. Hal ini tidak akan tercapai tanpa bantuan dari
semua pihak, baik Perguruan Tinggi, Pemerintah, Swasta ataupun Masyarakat. Oleh
sebab itu peran berbagai pihak harus dapat dioptimalkan semaksimal mungkin.
1.
Rumusan Masalah
Produk unggulan
apa sajakah yang dimiliki oleh Kelurahan Mertasinga Kecamatan Cilacap Utara
Kabupaten Cilacap?
2.
Tinjauan Pustaka
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata
merupakan kegiatan lapangan bagi mahasiswa yang menempuh bagian akhir dari
program pendidikan S -1. Program ini sebenarnya bersifat wajib bagi semua
mahasiswa, karena universitas mempercayai bahwa program ini mampu mendorong
empati mahasiswa, dan dapat memberikan sumbangan bagi penyelesaian persoalan
yang ada di masyarakat. Dengan belajar bersama-sama masyarakat, akan banyak hal
baru yang ditemui mahasiswa.
Universitas Gadjah Mada, sebagai
“universitas perjuangan” bertekad selalu mengabdi kepada kepentingan masyarakat
sehingga UGM sering disebut sebagai universitas kerakyatan. Dengan predikat ini
maka UGM bertekad untuk tetap mempertahankan kegiatan KKN tersebut dan menjaga
citra serta mutu kegiatan KKN. Untuk menjaga citra dan mutu kegiatan KKN
tersebut maka sudah selayaknya kegiatan KKN tersebut lebih kontekstual dengan
mengubah paradigma pembangunan (development) menjadi paradigma
pemberdayaan ( empowerment).
Atas dasar hal tersebut diatas maka
revitalisasi Kuliah Kerja Nyata menjadi Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran
Pemberdayaan Masyarakat (KKN -PPM) Perguruan Tinggi (PT) di seluruh Indonesia
sangatlah penting untuk dilakukan. Hal ini didorong oleh kenyataan bahwa banyak
PT yang dulunya menetapkan mata kuliah KKN menjadi mata kuliah wajib tingkat
sarjana sekarang hanya menjadi mata kuliah pilihan dan yang lebih menyedihkan
lagi adalah banyak perguruan tinggi yang sudah menghapus mata kuliah KKN dari
kurikulumnya.
Mengingat arti penting KKN ini,
maka sudah sepantasnya PT mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti KKN. Agar
pembelajaran yang begitu penting tersebut tetap relevan, maka PT harus
melaksanakan rekontekstualisa isi
kegiatan KKN menjadi KKN-PPM. Untuk itulah misi yang tersirat dibalik
penyelenggaraan KKN tersebut bisa tercapai secara optimal tanpa ketinggalan
konteks akibat adanya dinamika perubahan yang cepat dalam masyarakat di luar
dinding kampus. Dengan demikian disain operasional dan cara penyelenggaraan
perlu disesuaikan dengan keadaan. Beberapa strategi dapat ditempuh dalam
menerapkan KKN di PT agar dalam pelaksanaannya dapat menjadi tools solusi
penanganan masalah pembangunan di Indonesia, yaitu dengan konsep pemberdayaan
berbasis masyarakat, diantaranya adalah: mengembangkan tema-tema KKN-PPM yang
bermitra dengan pemerintah dan dunia usaha, mengembangkan tema -tema KKN-PPM
dengan konsep cocreation, co finacing dan co-benefit.
KKN-PPM sebagai pembaharu kegiatan
kemahasiswaan yang mendorong kepemimpinan berkualitas perlu senantiasa
mengembangkan kemitraan dengan PT lain di Indonesia. Untuk itu perlu mendorong
tercapainya Rekontekstualisai KKN menjadi KKN-PPM dan KKN-PPM Peduli Bencana.
Untuk mencapai maksud tersebut maka peran pemerintah dalam hal ini Kemendiknas
sangatlah diharapkan. Salah satu kegiatan yang dapat menjadi media pelaksanaan
revitalisasi tersebut adalah dengan mengadalan kompetisi hibah program KKN-PPM
bagi Perguruan Tinggi di Indonesia.
KKN sebagai suatu langkah konkrit
dari Tri Dharma Perguruan Tinggi diharapkan mampu memberikan pemecahan terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat khususnya masyarakat pedesaan.
Daerah pedesaan merupakan daerah yang berpotensial bagi kelancaran pembangunan
yang berkelanjutan. Potensi sumber daya alam yang sangat melimpah dapat
dijadikan sebagai komoditas yang mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Dasar kegiatan :
1. Tri
Dharma Perguruan Tinggi
2. Pidato
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 17 Februari 1975 tentang Kebijakan
Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi.
3. Surat
Keputusan Rektor UNSOED No. Kept. 058/XI/1974 tentang Program Pendidikan
Universitas Jenderal Soedirman.
4. Surat
Keputusan Rektor UNSOED No. Kept 060/XII/1974 tentang Peraturan dan Pedoman
Pelaksanaan Program Pendidikan Universitas Jenderal Soedirman, dinyatakan bahwa
KKN, KKK, dan KKU menjadi kegiatan intrakurikuler wajib bagi fakultas-fakultas
dalam lingkungan Universitas Jenderal Soedirman dengan bobot 3 kredit.
3.
Pembahsan
Kelurahan Mertasinga memiliki
banyak potensi yang sudah cukup
dikenal di Kabupaten Cilacap. RW V sendiri mempunyai potensi-potensi wilayah
sebagai berikut :
· Industri sukun yang terletak di RT 4 dan RT 5 yang
masih berskala kecil
· Industri pembuatan tempe terletak di RT 5 dan RT 6
yang masih berskala kecil
· Industri pembuatan tahu terletak di RT 6 berskala
kecil
· Industri tempe berskala besar terletak di RT 1
· Industri pembuatan kue berskala kecil di RT 3
· Budidaya Jamur Tiram berskala kecil di RT 1, RT 2,
RT 3, dan RT 5.
Latar belakang kondisi umum lokasi
KKN dalam hubungannya dengan potensi sumberdaya alam dan masyarakatnya yang
memiliki keinginan untuk diberdayakan dan kemauan untuk bekerja, maka kegiatan
KKN ini dapat dilaksanakan. Adanya program KKN di Kelurahan Mertasinga,
Kabupaten Cilacap diharapkan dapat membantu masyarakat khususnya di RW V untuk
meningkatkan kesejahteraan. KKN PPM (Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat)
merupakan salah satu bentuk KKN yang realisasinya untuk lebih memberdayakan
masyarakat. KKN PPM ini dilaksanakan di Mertasinga mengingat sudah banyak
kumbung jamur yang berproduksi, sehingga untuk lebih meningkatkan kesejahteraan
warga masyarakat, maka realisasi dari KKN PPM ini adalah membangun sebuah
warung jamur yang didalamnya dapat melibatkan warga masyarakat yang akan diberdayakan.
·
RW V, Kelurahan
Mertasinga memiliki 6 kumbung jamur diantaranya kumbung jamur milik Ibu Jatmiko
(RT 02), Ibu Waginem (RT 05), Bapak Halimi dan Ibu Gustini (RT 03), Ibu Lily
(RT 03), Ibu Sunaryo (RT 03), dan Pak
Suprapto (RT 05).
·
Awalnya sebelum KKN PPM
diadakan di RW V, sebelumnya telah ada KKN Posdaya dan KKN Tematik yang
khususnya dalam bidang budidaya jamur. Menindaklanjuti dari program KKN
sebelumnya yaitu budidaya jamur, maka program KKN PPM merupakan program KKN
yang menangani proses pascapanen dari hasil budidaya jamur. Hasil pascapanen
ini direalisasikan dalam bentuk sebuah warung jamur.
·
Pembangunan warung
jamur ini didanai dari Dirjen Dikti. Selain itu program ini juga didukung oleh
PT. Holcim Indonesia Tbk. karena adanya keingingan dari perusahaan tersebut
membangun warung jamur yaitu pada tahun 2013. Tetapi sehubungan dengan adanya
mahasiswa KKN PPM di Mertasinga maka keinginan ini sedang berusaha untuk
diwujudkan bersama yang nantinya akan menjadi kerjasama berbagai pihak.
4.
Kesimpulan
Pembangunan warung jamur di Kelurahan Mertasinga
Kecamatan Cilacap Utara merupakan bentuk dari pemberdayaan masyarakat, dengan
adanya warung jamur di daerah tersebut nantinya akan menjadi batu pijakan bagi
warga sekitar daerah mertasinga khusunya di wilayah RW 5 untuk mendistribusikan
hasil panen jamur mereka ke warung jamur tersebut, selain itu, adanya warung
jamur di daerah Mertasinga juga akan membawa dampak positif lainnya diantaranya
peningkatan ekonomi masyarakat melalui ketersediannya lapangan pekerjaan bagi
warga Mertasinga, dan yang lebih dari itu daerah Mertasinga pun menjadi dikenal
oleh daerah lain dengan potensi budidaya jamur.
Belum ada Komentar untuk "KKN Pemberdayaan Masyarakat di Mertasinga Cilacap Tahun 2012"
Posting Komentar