Kemajuan Membawa Kemunduran
· Kemajuan Membawa Kemunduran
Ulasan pustaka ini mengulas
tentang kritik Adorno terhadap tumbuh kembangnya teknologi yang justru membawa
kepada manusia menjadi budak oleh kemajuan itu sendiri, karena manusia ternyata
menjadi obyek penguasaan. Manusia menjadi subyek yang menguasai sekaligus obyek
yang dikuasai. Ia yang mau membebaskan diri, pada kenyataannya diperbudak oleh
teknologi.
Adorno memiliki nama lengkap Theodor
Wiesengrund Adorno, Ia merupakan salah seorang filosof, komposer, penulis essay
dan teori sosial yang lahir di Frankfurt pada tahun 1903, menginjak usianya
yang ke 15 tahun Adorno mengikuti studi mingguan bersama Siegfried
Kracauer, yang diakuinya jauh lebih berpengaruh pada perkembangan
intelektualnya daripada guru-gurunya di bangku kuliah. Tahun 1921 Adorno masuk
ke Universitas Frankfurt, di sana ia mempelajari filsafat, sosiologi, musik dan
psikologi.
Pemikirannya
mengenai kemajuan cukuplah bermanfaat untuk memahami teknologi dan pengaruhnya
terhadap manusia, Adorno mengatakan bahwa kemajuan tidak terlepas dari
kemunduran, nyatanya hal tersebut tidaklah salah ketika kita melihat apa yang
terjadi pada pemanfaatan tekmologi oleh manusia dewasa ini, teknologi ketika
dimanfaatkan sebagai mana mestinya agaknya membawa kepada suatu kemajuan
peradaban yang luar biasa dan mampu membantu manusia mendayagunakan
kemampuannya dalam hal apapun, sayangnya pemanfaatan teknologi yang tidak
seharusnya justru membawa kepada penurunan moral.
Roflianus Roger dalam Website nya menulis
tentang penggunaan teknologi yang tidak pada mestinya di kalangan masyrakat. Penguasaan
teknologi dan informasi membawa kepada perbudakan baru, maraknya kasus-kasus
video porno yang melibatkan pelajar dan mahasiswa membawa citra buruk
tersendiri kepada teknologi, lahirnya
budaya mengenai kultus pemujaan tubuh di kalangan masyarakat agaknya membawa
keprihatinan tersendiri di kalangan
moralis dan para agamis, kasus-kasus video porno yang melibatkan
pejabat, pelajar dan mahasiswa serta kasus video porno di kupang agaknya
membuktikan bahwa kemajuan teknologi membawa kepada menurunnya moral di
kalangan masyarakat, individu yang melakukan tindakan-tindakan bugil
(telanjang) di depan kamera seakan lupa akan jati diri nya, mereka seakan-akan
mencoba untuk memamerkan keindahan tubuhnya, menurut para kaum moralis dan
agamis, mereka-mereka yang terlibat agaknya sedang mengalami perbudakan birahi.
Roflianus
Roger dalam Website nya menulis tentang pengertian kultus tubuh, menurutnya
kultus tubuh merupakan suatu
upaya sadar ataupun tidak sadar untuk mengagung-agungkan atau mendewa-dewakan
tubuh manusia baik itu untuk kepentingan kesenangan pribadi maupun untuk
memenuhi selera pasar. Kultus tubuh pada era informatika merupakan suatu upaya pengobjekan
tubuh untuk menjadi suatu komoditi demi keuntungan material ataupun
psikologis.
Hal seperti diatas disebutkan
oleh Adorno sebagai paradoks kemajuan, pendapatnaya yang mengatakan bahwa Sejarah
dipandang sebagai pembebasan manusia dari cengkeraman alam dimana perkembangan
sejarah memperlihatkan proses diatasinya ketergantungan manusia pada alam.
Kebebasan penuh manusia dilihat sebagai keterlepasan bangsa manusia dari
ketergantungan pada alam. Inilah yang kemudian disebut sebagai emansipasi.
Namun kemajuan tidak dapat dilepaskan dari kemunduran sebab kemajuan tidak
mungkin jika tidak ada sesuatu yang ditiadakan atau dihancurkan, yaitu alam
dari mana manusia membebaskan diri, Adorno terkesan pesimistis terahadap IPTEK
yang berkembang di kalangan masyarakat, menurutnya teori tentang kemajuan hanya
mungkin sebagai teori dialektis, artinya teori di mana kemajuan hanya
dimengerti sejauh kemunduran dimengerti. Inti dialektika adalah perlunya
penguasaan.
Penguasaan yang menjadi kata
kunci dari inti dialektika Adorno tentang kemajuan haruslah dipahami sebagai
suatu upaya manusia untuk bisa mengkontrol nafsu birahi dan mengkontrol
peggunaan teknologi, karena penggunaan tekologi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan hanya akan berdampak kepada meningkatnya budaya pemborosan,
pemborosan dalam bentuk materi, waktu, tenaga dan pikiran akan sangat disayangkan
di era persaingan global dewasa ini.
Teori kritis Adorno terhadap
ideologi kapitalis yang materialistis bersandarkan pada hubungan produksi
kapitalis yang datang untuk mendominasi masyarakat secara keseluruhan yang
mengarah kepada hal yang sifatnya ekstrim, ideologi kapitalis yang
materialistis tidak membatasi terhadap suatu komoditi apapun, bagi para
penganut kapitalisme hal apapun yang bisa menjadikan nya materi yang berlebih
maka itulah komoditi yang harus diperjuangkan dan dikembangkan di masyarakat.
Tumbuh kembangnya IPTEK di masyarakat kita
merupakan suatu komoditi menguntungkan bagi para kapitalisme untuk
mengembangkan industri nya, bagi mereka menciptakan ketergantungan manusia
terhadap teknologi merupakan langkah strategis untuk mengembangkan industri
kapitalismenya dengan dalih perkembangan IPTEK, berkembangnya IPTEK yang
melahirkan ketergantungan manusia terhadap teknologi membwa kepada hilangnya
pengaruh alam yang sangat kuat terhadap kehidupan manusia, menurut Adorno
tumbuh kembangnya teknologi harusnya mampu mengatasi permasalahan-permasalahan
seperti kemiskinan, kelaparan dan berbagai permasalahan lainnya, namun
ironisnya tumbuh kembangnya teknologi justru berdampak kepada ketergantungan
manusia terhadap teknologi, misalnya ialah adanya teknooogi computer, dahulu
sebelum komputerisasi berkembang di masyarakat kita, masyarakat tidak canggung
dan nyaman menggunakan teknologi mesin ketik atau bahkan hanya menulis secara
langsung di sebuah kertas, namun kini ketika komputerisasi tengah berkembag
begitu dahsyatnya dan ketika manusia tidak bisa lagi menggunakan teknologi
komputernya karena alasan semakin
minimnya listrik yang ada di masyarakat maka mereka akan mengalami hambatan
dalam proses menulisnya, entah disadari atau tidak mereka tengah masuk kepada
sebuah sistem industri yang memperbudak mereka secara ekstrim.
Teknologi yang berkembang seperti
kamera membawa kepada tingkat perbudakan birahi yang melahirkan kultus tubuh di
masyarakat kita, menurut Adorno konsentrasi kekayaan yang dilakuakan oleh para
kapitalis ialah dengan jalan penguasaan terhadap masyarakat diselenggarakan
disekitar nilai tukar produksi untuk mengahsilkan nilai tukar, yang sudah
berlaku memerlukan pengereman dari nilai surflus. Adorno menghubungkan ini
merujuk pada produksi dan kuasa sebagai prinsip tukar, yang mana hubungan yang
dimaksud adalah “tukar masyarakat”.
Kritik
terhadap Adorno
Teori kritis seharusnya mampu
membwa kepada perubahan berarti pada masyarakat untuk tidak lagi diperbudaak
oleh diri sendiri dan dijadikan sumber investasi oleh para kapitalis, Teori
kritis setidaknya memiliki tujuan dasar,yaitu membongkar kesesatan-kesesatan
berpikir dan bertindak di dalam masyarakat kapitalis, dan menawarkan sebuah
teori untuk melakukan pembebasan dari kesesatan-kesesatan semacam itu. Ada lagi pendapat lain tujuan
teori kritis adalah menghilangkan berbagai bentuk dominasi dan mendorong kebebasan,
keadilan dan persamaan. Teori ini menggunakan metode reflektif dengan cara
mengkritik secara terus menerus terhadap tatanan atau institusi sosial, politik
atau ekonomi yang ada, yang cenderung tidak kondusif bagi pencapaian kebebasan,
keadilan, dan persamaan.
Dengan demikian teori kritis
sungguh ingin menjadi suatu kritik sosial terhadap kapitalisme, sekaligus teori
dengan maksud praktis untuk membebaskan masyarakat dari belenggu negatif
kapitalisme yang menciptakan banyak krisis sosial. Proses pembebasan atau
emansipasi tersebut ditempuh dengan pertama-tama mengacu pada kekuatan akal
budi manusia. Rasionalitas dan penggunaannya secara maksimal di dalam kehidupan
publik adalah kunci untuk melenyapkan penderitaan.
Teori
kritis Adorno awalnya memberikan harapan ketika Adorno mengkritik ideologi
kapitalis materialistis yang masih tetap
bertahan dan bahkan berkembang pesat di
masyrakat, tapi sayangnya pada telaah lebih lanjut Adorno justru terkesan
pesimistis terhadap tumbuh kembanagnya teknologi, padahal dialektika
Adorno menentang kebekuan, menentang kemandegan, sehingga sesuatu itu
senantiasa tanggap dengan keperluan nyata kita. Dialektika ini pula yang
menjadi dasar berlangsungnya ketiadaan kompromi terhadap yang disebut Adorno
dengan materialisasi. Sikap pesimistis Adorno terhadap IPTEK yang berkembang di
masyarakat mengurangi nilai dialektika nya sendiri yang mnentang kemandegan,
pencarian solusi dan upaya melidungi masyarakat dari IPTEK jauh lebih
mencermiklan dialektikanya daripada harus menjadikannya pesimistis terhadap
suatu kemajuan.
Sumber pustaka yang diulas:
Belum ada Komentar untuk "Kemajuan Membawa Kemunduran"
Posting Komentar