Imajinasi Sosilogi
- Pengantar
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
masyarakat dan kehidupan sosial yang ada dalam masyarakat. Tidak terkecuali
masalah-masalah sosial yang muncul dalam masyarakat dan mencarikan solusi yang
pas untuk mengatasi masalah-masalah sosial tersebut. Apabila sosiologi dipahami
sebagi ilmu sosial yang paling kompleks dan dapat menarik masyarakat paling
luas, mempelajari dan menemukan hubungan antara pelaku sosial yang berkelompok,
maka sosiologi dapat seakan-akan menjadi payung bagi ilmu-ilmu sosial yang
lain. Sosiologi merupakan ilmu yang komplek yang mencakup dan mempelajari
segala aspek. Misalnya, hukum, politik, komunikasi, pendidikan, struktur
sosial, lembaga sosial dan semacamnya. Ada banyak pemikir dalam dunia sosiologi
dan masing-masing mencetuskan gagasan atau pandangannya terhadap suatu masalah
tertentu. Tidak jarang ditemukan ada kritik atas pemikiran salah satu tokoh
sosiologi.
Pada kesempatan kali ini
akan dibahas suatu pemikiran dari C. Wright Mills tentang imaginasi
sosiologis. Sebuah kajian menarik untuk dipelajari dan dipahami serta untuk
diterapkan dalam kehidupan ini. Pemikiran Mills tentang imajinasi sosiologi memang
menarik namun cukup membingungkan dan sulit pula untuk dipahami. Mungkin untuk
lebih jelasnya akan diuraikan dalam makalah ini yang mungkin dianggap tidak
tepat dan tidak sesempurna ahlinya.
Dengan imajinasi sosiologis seseorang dapat memahami
pandangan historis yang lebih luas, hakekat kehidupan, dan kebutuhan berbagai
individu. Menurut Mills (1995) :
“Imajinasi sosiologis merupakan pemikiran yang
memungkinkan kita untuk mengetahui sejarah dan biografi serta hubungan antara
keduanya di dalam masyarakat.”
(khirzulmuhammad.blogspot.com)
Dalam melihat permasalahan masyarakat Mills mengajak kita
untuk menggunakan imajinasi sosiologinya karena dengan itu akan dapat
mengetahui serta mempelajari tingkah laku manusia di waktu dahulu dan kemudian
ditrerapkan pada masyarakat sekarang ini. Situasi sosio-historis adalah situasi yang objektif, mampu
menentukan kehidupan orang tetapi situasi itu dapat diubah oleh tindakan yang
rasional. Mills memiliki pandangan bahwa bila sosiologi ingin mencapai
potensinya maka sosiologi tidak hanya menemukan fakta dan pemikiran-pemikiran
besar yang abstrak.
- Rumusan Masalah
Imajinasi sosiologis merupakan sebuah bahasan menarik
untuk diperbincangkan, dipelajari dan untuk dipahami. Salah satu tokoh
sosiologi yang menyumbangkan pemikirannya tentang imajinasi sosiologis adalah
C. Wright Mills. Pemikiran C. Wright Mills akan imajinasi sosiologis akan
dibahas dalam penulisan esai ini. Dari uraian diatas dapat diambil suatu
rumusan masalah yaitu :
“seperti apakah pemikiran C Wright Mills mengenai imajinasi sosiologis?”
BAB II
PEMBAHASAN
- Sekilas tentang C. Wright Mills
Mills berasal dari keluarga menengah. Ayahnya adalah
seorang broker asuransi sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga. Mills lahir
pada tanggal 28 Agustus 1916 di Waco, Texas. Ia kuliah di Universitas Texas dan
menjelang 1939 mendapat gelar sarjana dan master. Mills mendapat gelar Ph. D di
universitas Wisconsin. Dia mengajar pertama di Universitas Maryland, tetapi kemudian
menghabiskan sebagian besar karirnya dari 1945 sampai meninggal di Universitas
Columbia. Mills meninggal karena serangan jantung, akan tetapi sumbangannya
terhadap sosiologi sudah sangat banyak. Dia menikah tiga kali dan mendapat satu
anak dari masing-masing istrinya.
Saat Mills masih menjadi mahasiswa di Wisconsin, sering
sekali dia berselisih dengan profesornya. Dalam salah satu esainya,
dia terlibat dalam kritik terselubung terhadap mantan ketua jurusan di
Wisconsin. Mills terisolasi dan di asingkan oleh kolega-koleganya. meskipun ia
sudah menjadi seorang profesor ternama di Columbia. Mills menentang tidak hanya
teoritisi dominan pada masanya Talcott Parsons, tetapi juga metodologis
dominan, Paul Lazarsfeld, yang juga kolega di Columbia. Mills selalu
bertentangan dengan orang; dia juga dengan masyarakat Amerika dan menantangnya
dalam berbagai front. Tetapi barangkali yang paling menonjol adalah fakta bahwa
ketika Mills mengunjungi Uni Soviet dan dihormati sebagai kritikus masyarakat
utama, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang sensor di Uni Soviet
dengan berulang kepada seorang pemimpin Soviet awal yang dilenyapkan oleh
Stalinis.
Teori keterasingan yang dicetuskan oleh marx menjadi dasar
pemikiran Mills tentang kelas masyarakat yang ada dalam masyarakat Amerika.
Keterasingan merupakan hal yang ditentang oleh marx dan olehnya dijadikan fokus
pendekatan teorinya. Menurut Mills pengusaha kelas bawah merupakan orang yang
bebas dan bukan yang termasuk orang yang terikat, manusia merdeka yang tidak
dibatasi tradisi dimana kebebasan yang dimilikinya terlihat sebagai aturan
social yang mengikatnya.
- Imaginasi Sosiologi Menurut C. Wright Mills
Imajinasi sosiologis membuat individu memandang
sejarahnya secara luas terhadap hakekat kehidupan dan kebutuhan kehidupan.
Dengan imajinasi sosiologi seseorang dapat melihat individu-individu, dalam
segala keruwetan masalah-masalahnya sehari-hari dan menempatkan posisi sosial
mereka. Manusia itu sendiri mempunyai perasaan, emosi, watak dan biologisnya,
dan dengan hal-hal tersebut manusia menjalankan peran yang dimilikinya di dalam
masyarakat. Mills mengungkapkan teorinya tentang psikologi sosial akibat
kegelisahan dan masalah individu yang sedang dihadapinya sehingga mempengaruhi
keadaan sosial yang ada dalam masyarakat. Di lain pihak keadaan struktur dalam
lembaga atau organisasi masyarakat berada dalam keadaan kurang stabil sebagai akibat dari
konstelasi konflik kepentingan yang berkepanjangan. Keadaan yang kurang
kondusif dalam masyarakat dinilai sebagai pengaruh atau disebabkan oleh keadaan
individu yang sedang gelisah atau berada dalam tekanan dan keruwetan pengalaman
yang dihadapi. Imajinasi sosiologi merupakan kemampuan untuk mengkopi sejarah
dan biografi serta daya gunanya dalam masyarakat. Mills menambahkan pada
tekanan sosial psikologis terletak di dimensi sejarah dan kesadaran akan
pengaruh kekuasaan terhadap struktur sosial. Kepercayaan terhadap kebebasan
manusia untuk mengubah sejarah, menyebabkan dia menuntut pembaharuan sosiologi
yang bermanfaat bagi masyarakat.
Himbauan Mills tentang imajinasi sosiologis merupakan salah satu
bentuk kecaman atau kritis terhadap ilmu yang semu. Mills menganggap para
sosiolog naturalis ekstrim sebagai kaum ilmiawan atau scientists (Mills, 1954).
Mereka yang dianggap Mills sebagai kaum scientists tidak akan pernah mengetahui
inti masalah masyarakat dan sejarahnya sebagaimana ketika para ahli fisika
dalam memandang segala proses yang terjadi di alam. Dalam bukunya yang terkenal The
Sociological Imagination (1959) inti utama dari imajinasi sosiologis yaitu,
:
(1)
Sejarah: bagaimana masyarakat yang akan datang dan bagaimana perubahan itu
terjadi dan bagaimana proses sejarah sedang berlangsung di dalamnya,
(2)
Biografi: sifat-sifat manusia yang hidup di masyarakat serta apa saja yang
mendiami orang-orang tertentu masyarakat,
(3)
Struktur sosial: bagaimana berbagai institusi atau lembaga beroperasi dalam
sebuah masyarakat, yang mana posisinya dominan, bagaimana mereka
diselenggarakan bersama, bagaimana mungkin mereka akan melakukan suatu
perubahan.
Imajinasi
sosiologis yang memungkinkan kita untuk pegang sejarah dan hubungan dalam
masyarakat. Menurut teori ini seorang sejarahwan harus
menguasai imaginasi sosiologi dalam penelitannya. Dengan menggunakan metode ini
para sejarahwan bisa memperkirakan tingkah laku masyarakat pada zaman dahulu.
Selain metode ini, sejarahwan ini juga membutuhkan psikologi sosiologi, untuk
mengetahui perkembangan watak dan pemikiran para aktor sejarah yang ia teliti. Karena adanya
sebuah imajinasi seorang lebih tertarik akan peristiwa masa lampau. Ketertarikan
ini tidak hanya untuk mereka-reka saja, melainkan untuk merekonsrtuksikan
kembali kehidupan masyarakat masa lampau kepada masyarakat sekarang ini. Dengan
adanya gambaran persitiwa masa lampau tersebut kita bisa mengambil pelajaran
untuk menempuh masa yang akan datang. Hubungan sejarah sosial dengan psikologi
sosial sangatlah erat, karena dengan mempelajarinya kita dapat melihat
permasalahan sosial dalam kehidupan manusia saat ini.
Imajinasi sosiologis yang dipakai oleh Mills adalah untuk
mempelajari sifat-sifat manusia dalam hidup bermasyarakat serta mengamati
masalah-masalah social yang didiami oleh individu maupun masyarakat. Mills
melihat permasalahn sosial melalui sisi yang berbeda bukan dari fakta yang ada
dalam masyarakat. Penerapannya adalah dengan mengembangkan imajinasi yang
dimiliki berdasarkan sifat manusia serta masa lampau individu sehingga
ditemukan arah perkembangan manusia yang lebih baik dimasa sekarang maupun masa
depan.
Institusi atau lembaga yang ada dalam masyarakat mempunyai peran
besar dalam mengarahkan masyarakat uuntuk melakukan suatu perubahan. Proses
yang mereka lakukan adalah dengan imajinasi sosiologis. Dan dalam melaksanakan pekerjaannya
harus mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang kerap dimiliki oleh masyarakat baik
tentang individu dalam masyarakat atau lingkungan masyarakatnya.
Pertanyan-pertanyaan yang ada dalam diri masyarakat akan dibangkitkan oleh
imajinasi sosiologis. Ini berarti imajinasi dapat mengubah pemikiran seseorang
misalnya dari kekerasan atau konflik menjadi penyebab timbulnya masalah
tersebut. Problematika yang disebabkan globalisasi yang mempengaruhi dunia
serta masyarakat didalamnya harus ditemukan solusinya caranya bukan sekedar info
permasalahan-permasalahan sosial yang ada tapi seberapa jauh kita dapat
mengolah informasi yang kita dapat untuk mendapatkan pemecahan yang nyata dalam
penanganannya. Penggunaan imajinasi sosiologis akan sangat berarti untuk
mengungkap individu dan masyarakat serta problematika yang ada dalam kehidupoan
sosial.
BAB III
KESIMPULAN
Sosiologi merupakan ilmu yang
paling kompleks dan luas cakupannya, mempelajari dan menemukaan hubungan antar
pelaku sosial, individu dan masyarakat. Mills adalah salah satu tokoh dalam
ilmu sosiologi, dia memperkenalkan gagasannya tentang Imajinasi sosiologis.
Dalam melihat permasalahan sosial di masyarakat Mills
mengajak kita untuk menggunakan imajinasi sosiologis karena dengan begitu kita
akan dapat mengetahui pola tingkah laku manusia di masa lalu dan kemudian
menerapkannya pada masyarakat sekarang ini. Situasi sosio-historis adalah
situasi yang objektif, mampu menentukan kehidupan
orang tetapi situasi itu dapat diubah oleh tindakan yang rasional. Imajinasi sosiologis yang memungkinkan
kita untuk pegang sejarah dan hubungan dalam masyarakat. Imajinasi dapat mengubah pemikiran seseorang misalnya dari kekerasan
atau konflik menjadi penyebab timbulnya masalah tersebut.
Dengan adanya gambaran persitiwa masa lampau tersebut kita bisa
mengambil pelajaran untuk menempuh masa yang akan datang. Hubungan sejarah
sosial dengan psikologi sosial sangatlah erat, karena dengan mempelajarinya kita
dapat melihat permasalahan sosial dalam kehidupan manusia saat ini.
Dasar
pemikiran Mills adalah teori keterasingan yang dicetuskan oleh marx tentang
kelas masyarakat yang ada di Amerika. Imajinasi sosiologi seseorang dapat
melihat individu-individu, dalam segala keruwetan masalah-masalahnya
sehari-hari dan menempatkan posisi sosial mereka. Mills mengungkapkan teorinya
tentang psikologi sosial akibat kegelisahan dan masalah individu yang sedang
dihadapinya sehingga mempengaruhi keadaan sosial yang ada dalam masyarakat. Penggunaan
imajinasi sosiologis akan sangat berarti untuk mengungkap individu dan
masyarakat serta menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan sosialnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhadi. 2004. Teori
Sosiologi:Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori
Postmodern. Penerbit:Kreasi Wacana. Yogyakarta.
Poloma, Margaret, 1984. Teori Sosiologi Kontemporer.
Rajawali Pers. Jakarta
Ritzer, George & Douglas J. Goodman diterjemahkan
oleh Nurhadi. 2004. Teori Sosiologi:
dari Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Mutakhir Teori Postmodern.
Kreasi Wacana. Yogyakarta
Belum ada Komentar untuk "Imajinasi Sosilogi"
Posting Komentar