Analisis Teori Pertukaran Sosial dan Penerapannya Dalam Keluarga
Teori pertukaran sosial merupakan salah satu
pendekatan konseptual yang dapat digunakan untuk menjelaskan perkembangan
individu dalam konteks keluarga. Teori ini berasumsi bahwa individu terlibat
dalam perilaku untuk memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman. Ganjaran
atau hukuman tersebut dapat berbentuk ekstrinsik (barang dan jasa) maupun
instrisik (perhatian, kasih sayang dan lain-lain). Teori ini menjelaskan
tentang bagaimana anggota keluarga bersikap pada anggota keluarga yang lainnya
yang dapat menghasilkan ganjaran/imbalan atau hukuman.
Misalnya saja didalam suatu keluarga telah terbiasa
dengan tradisi memberi hadiah bagi anggota keluarga yang bisa berprestasi di
sekolahnya serta pemberian hukuman bagi anggota keluarga yang melanggar
peraturan didalam keluarga tersebut. Hal ini akan memberikan dampak berupa munculnya
keinginan bagi anggota keluarga untuk bisa berprestasi atau menaati semua
peraturan didalam keluarga dengan baik karna ia tahu bahwa jika ia melakukan
itu semua maka ia akan mendapatkan
hadiah atas kelakuan baiknya tersebut. begitu pula sebaliknya, seorang anggota
keluarga akan berusaha untuk menghindari perilaku yang bisa membuatnya
melanggar aturan dalam keluarga dan bisa membuatnya menerima hukuman.
Apabila yang didapatkan berupa ganjaran atau imbalan
berupa hadiah, kasih sayang dan perhatian maka hal tersebut akan diulang dan
bisa jadi terus menerus dilakukan karna merasa nyaman dan bahagia dengan
ganjaran yang didapatkannya. Begitu pula sebaliknya, jika hal yang dilakukan
justru membuatnya menerima hukuman dan membuatnya kehilangan perhatian serta
kasih sayang, maka kemungkinan hal tersebut akan kembali ia lakukan menjadi
kecil atau justru bisa membuatnya tidak akan pernah melakukan hal tersebut.
Teori pertukaran juga bisa menjelaskan tentang kedekatan hubungan antar para
anggota keluarga bisa semakin bertambah dengan semakin seringnya mereka
menerima ganjaranyang membuatnya bahagia. Hal ini akan semakin menguatkan
hubungan didalam keluarga tersebut. Akan tetapi jika hukumanlah yang sering
diterima atas apa yang telah dilakukan didalam keluarga, maka hal tersebut akan
menjauhkan hubungan yang terjalin didalam keluarga tersebut. Dengan kata lain,
dalam menjelaskan tentang keluarga, teori pertukaran sosial menjelaskan bahwa
menguat atau merenggangnya hubungan antar anggota didalam suatu keluarga bisa
desebabkan oleh pemberian ganjaran ataupun hukuman yang terjadi didalam
keluarga tersebut.
- Analisis Teori Interaksionime
Simbolik dan Penerapannya Dalam Keluarga
Teori
interaksionalisme simbolik, memiliki dasar bahwa manusia melakukan berbagai hal
atas dasar makna yang diberikan oleh berbagai hal itu kepada mereka, yang
artinya bahwa orang tidak bertindak terhadap berbagai hal ini, tetapi terhadap
makna yang dikandungnya. Selain itu juga bahwa makna dari berbagai hal itu
muncul interaksi sosial seseorang dengan orang lain. Dalam teori ini,
individu-individu akan memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti
berbagai informasi, pemeliharaan diri, atau pemecahan masalah sehingga
karakeristik pribadi anggota lainnya dengan akurat. Dalam interaksi, bahasa
sangatlah penting, karena digunakan sebagai komunikasi antara anggota
masyarakat yang satu dengan yang lain. Teori ini menjelaskan
bagaimana kita bersikap berdasarkan maksud yang kita tangkap berdasarkan
interaksi yang kita lakukan dengan orang tersebut.
Teori
interaksionisme simbolik menjelaskan tentang bagaimana antar anggota keluarga
bisa saling mengerti dan memahami satu sama lain lewat interaksi yang terjadi
antar anggota keluarga. Teori ini menjelaskan tentang bagaimana antar anggota
keluarga bisa saling mengerti dan memahami pola interaksi yang terjadi di dalam
keluarga. Antar anggota keluarga didalam teori interaksionime simbolik
digambarkan bisa saling mengerti maksud dan tujuan yang dikehendaki satu sama
lain. Hal ini memperlihatkan bahwa keluarga sebagai lembaga sosial yang paling
awal bagi individu merupakan awal dari dimulainya interaksi yang dilakukan
individu. Seorang individu bisa berinteraksi dengan orang lain dengan baik,
tergantung dari bagaimana interaksi yang dilakukannya di dalam keluarga.
- Analisis
Teori Feminisme dan Penerapannya Dalam Keluarga
Adanya
struktur hukum perkawinan yang tidak berkeadilan gender adalah karena hukum perkawinan
kita telah mengadopsi nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat dan bermuatan ideologi
familialisme. Itulah yang disebut dengan hukum perkawinan patriarki. Di sana,
wanita diposisikan secara berbeda dengan pria, yaitu menjadi kelompok yang
"subordinat" dan bukan pada posisi yang "koordinat" dalam
berbagai hal sering dikorbankan atau diperlakukan secara tidak adil oleh
pria. Berbagai rambu "ketimuran"
dibuat untuk wanita. Bahkan masih ada daerah tertentu yang kaum wanitanya tidak
hanya tidak bisa menentukan pilihan hidupnya sendiri, tetapi malah menjadi
objek beli-an dan warisan dalam sistem adat mereka. Pembagian peran publik
privat bagi suami istri dalam keluarga, menimbulkan ketidakadilan
gender, dan potensi konflik. Hal itu
disebutkan bahwa setiap masyarakat selalu mengalami perubahan sosial,
konflik-konflik sosial, paksaan oleh sejumlah kelompok masyarakat.
Dalam pembagian peran pun
diskriminatif, istri sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan suami selalu
diposisikan sebagai kepala rumah tangga, pelindung dan memberi nafkah. Akibatnya
istri amat tergantung kepada suami secara ekonomi. Istri pun dituntut untuk
dapat melakukan pelayanan secara sempuma terhadap suami. Bila istri tidak bisa
melahirkan anak, maka dianggap tidak layak sebagai istri. Hal ini bertentangan
dengan ketentuan yang mengatakan
bahwa suami istri saling setia, dan memberi bantuan lahir batin. Masih banyak
hal lain yang bisa dipermasalahkan kaitannya
dengan masalah gender ini.
Hal-hal
diatas menggambarkan bagaimana posisi wanita hanya dianggap sebagai kaum
golongan kedua didalam keluarga. Hal ini kemudian membuat teori feminisme yang merupakan
teori yang lebih mengedepankan pada sisi perempuan dan ketidakadilan gender.
Teori feminisme dapat diberi pengertian sebagai suatu kesadaran akan penindasan
dan pemerasan terhadap perempuan dalam masyarakat, di tempat kerja, dan dalam
keluarga, serta tindakan sadar oleh perempuan maupun lelaki untuk mengubah
keadaan tersebut. Teori ini membahas tentang perlunya kesetaraan antara
perempuan dan laki-laki didalam keluarga. Perempuan sebagai kaum yang memiliki
berbagai peran penting didalam rumah, berhak mendapat perlakuan dan kesetaraan
dengan kaum laki-laki.
Masyarakat
menganggap kekerasan dalam rumah tangga sudah terjadi jika sudah adabukti
secara fisik yang dapat dirasakan oleh panca indra, padahal jika masyarakat mau
kritis,kekerasan
rumah tangga lebih dari sekadar luka fisik saja namun termasuk luka secara
batiniahyang dirasakan oleh si korban sulit
diobati, mungkin saja dapat meninggalkan trauma yangcukup dalam dan bisa saja
menganggu kehidupan korban di masa yang akan datang. Konstruksiini dibangun
bertahun-tahun atau mungkin berabad-abad yang lalu sehingga sulit
untuk menrubah opini masyarakat apalagi merubah tatanan sosial yang ada. Perempuan tidak seharusnya
menjadi korban KDRT ataupun tindakan kekerasan berupa psikis dari kaum
laki-laki. Perempuan sebagai pemegang peranan penting dalam keluarga harusnya
menjadi kaum yang dihormati dan dihargai peran dan fungsinya dalam keluarga.
Belum ada Komentar untuk "Analisis Teori Pertukaran Sosial dan Penerapannya Dalam Keluarga"
Posting Komentar